Obligasi (bond)

Wuih,,, hari-hari ini saya dibingungkan oleh pelajaran bisnis yang saya pelajari. Walaupun baru dasarnya, tetapi ilmu bisnis ini yang membuat saya semangat. Walaupun tidak meninggalkan pelajaran agama yang dulu saya pelajari. Karena agama menjadi basic saya untuk bisa berjalan di muka bumi ini(he..he..he..). Namanya juga usaha pasti ada gagal? Tapi itu bentuk dari kesuksesan yang tertunda. Ini dia yang saya pelajari sekarang, saya kutip dari berbagai sumber.

  • Obligasi (bond) adalah Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanjanya.

  • Investasi obligasi berkisar antara Rp 1 miliar. Walaupun ada juga yang memecahnya menjadi satuan yang lebih kecil, misalnya Rp 50 juta. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon (coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi.

  • Berinvestasi dalam obligasi mirip dengan deposito. Bila Anda membeli obligasi, Anda akan memperoleh bunga/kupon yang tetap secara berkala, biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Ketika obligasi tersebut jatuh tempo, maka penerbit harus membayar kepada investor sesuai dengan nilai pari dari obligasi tersebut beserta bunga/kupon terakhirnya. Obligasi mengalami perkembangan yang berarti sebagai instrumen keuangan pada periode tahun 2000. Hal ini disebabkan pengetatan prosedur peminjaman di lembaga keuangan, yang menyebabkan kalangan pebisnis melirik instrumen pendanaan lain. Perusahaan meminjam dana dari kalangan investor untuk melakukan ekspansi usaha atau kebutuhan lain. Sebagai imbal balik, perusahaan akan memberikan tingkat bunga atau kupon yang akan dibayarkan 6 bulanan atau tahunan. Dari sisi prosedur, langkah ini dirasa lebih mudah dari pada proses peminjaman ke lembaga keuangan.

  • Naik turunnya suku bunga akan berpengaruh terhadap harga pasar suatu obligasi. Hubungan harga pasar obligasi dengan suku bunga deposito hubungan berbanding terbalik atau berkorelasi negative. Jika suku bunga depositi meningkat, harga obligasi akan turun. Sebaliknya, jika suku bunga deposito menurun harga obligasi akan meningkat.

  • jika suku bunga deposito lebih tinggi dari suku bunga obligasi, para investor akan lebih memilih menempatkan dananya di deposito. Hal ini mendorong pemegang obligasi untuk menjual obligasi yang dimilikinya dan mengubah menjadi deposito. Sehingga hal ini mengakibatkan penawaran obligasi akan lebih besar dari permintaan. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, jika penawaran lebih tinggi dari permintaan harga akan mengalami penurunan begitupun sebaliknya.
  • Keuntungan pertama adalah memberikan pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon. Hal ini merupakan ciri utama obligasi, di mana pemegang obligasi akan mendapatkan pendapatan bunga secara rutin selama waktu berlakunya obligasi. Bunga yang ditawarkan obligasi umumnya lebih tinggi daripada bunga yang diberikan deposito atau SBI. Keuntungan yang kedua adalah keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain).

Di samping penghasilan berupa kupon, pemegang obligasi juga dapat memperjualbelikan obligasi yang dimilikinya. Karena itu, bila Anda menjual lebih tinggi dibandingkan dengan harga saat Anda membelinya, maka Anda sebagai pemegang obligasi memperoleh selisih yang disebut dengan capital gain.