Israel Masuki Bisnis di Indonesia

Israel berencana memasuki bisnis kilang dan pengembangan bahan bakar nabati (BBN atau biofuel) di Indonesia. Ketertarikan Israel untuk masuk ke dua bisnis itu juga telah dilaporkan utusan Israel ke Menteri ESDM akhir Agustus lalu.

Demikian dijelaskan Sekretaris Timnas BBN Evita Legowo usai seminar nasional Bahan Bakar Nabati di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Senin (3/9). Untuk bisnis kilang minyak, Evita mengatakan, Israel sudah menyatakan minatnya untuk proyek-proyek terkait penambahan kapasitas kilang di Indonesia baik dengan modifikasi kilang yang ada atau membangun kilang baru. "Dia punya keinginan untuk dua kemungkinan itu," ujarnya.

Saat ini industri hilir migas di Indonesia memang sudah lebih bebas dimasuki investor swasta. Meskipun demikian, kemungkinan Israel tetap akan menggandeng partner lokal.

Terkait pengembangan BBN, Israel sudah mulai mengembangkan jarak pagar di Nusa Tenggara Timur. Proyek yang dikembangkan Israel ini mencakup sisi hulu sampai hilir, artinya akan mengembangkan jarak pohon dari penanaman sampai pengolahan. "Mereka memang sudah punya pengalaman, saat ini sepertinya mereka sudah punya lahan di Nusa Tenggara Timur," kata Evita.

Hasil dari pengembangan yang dikerjakan israel ini bisa berupa biodiesel dan bio-oil yang bisa digunakan untuk transportasi dan pembangkit listrik. Pengembangan jarak pohon untuk BBN sebenarnya bisa dilakukan sejak umur tanaman 5 bulan, tapi hasil optimal baru tercapai setelah 4-5 tahun. Pengembangan jarak pagar yang ekonomis membutuhkan luas lahan minimal 300 hektar.

Sumber : Harian Global