Teknik negosiasi juga dilakukan antara distributor dan pengecer, walaupun dalam kehidupan sehari-hari teknik negosiasi sangat diperlukan dalam berbagai hal. Jika Anda seorang pengecer lakukanlah negosiasi. Tujuannya supaya pemasok memberikan tawaran yang lebih baik sehingga menguntungkan bagi perusahaan. Orang Tionghoa selalu menawar harga yang diberikan dalam price list. Kalau bisa mendapat harga murah dari pemasok, perusahaan bisa diuntungkan. Sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Tip Negosiasi
1. Mempersiapkan diri dengan baik, dan tidak melihat situasi dari sudut pandangnya sendiri, tetapi juga dari sudut pandang pelanggan. Mempertimbangkan berbagai alternatif dan kemungkinan konsesi. Mawas diri dari setiap godaan melakukan "serangan satu arah", baik dalam persiapan maupun selama berlangsung negosiasi.
2. Menyatakan tujuan-tujuan Anda secara terus terang. Hal ini menolong Anda berdua mengetahui dari sudut mana Anda bergerak.
3. Bersikap terbuka tentang perasaan Anda. Sikap terlalu berhati-hati malah mempersulit pihak kedua. Berikan tanda untuk maksud yang ingin Anda sampaikan.
4. Menyetujui sesuatu secara perlahan, jangan mendadak jika Anda setuju terlalu awal atau tampak begitu siap dalam melakukannya, kesan yang timbul ialah ada beberapa masalah lainnya yang akan muncul.
5. Bertanyalah jika merasa ragu. Tingkatkan pemahaman Anda dengan cara bertanya; hindari mengabaikan setiap masalah karena hal ini bisa menimbulkan kesalahan asumsi atau harapan.
6. Buatlah ringkasan baik pertama maupun diakhir negosiasi. Cukup mengejutkan bahwa kesalahpahaman bisa berkembang dan menghalangi perkembangan sebuah negosiasi yang memuaskan. Setiap kekurangpahaman yang ada harus diatasi sebelum negosiasi berakhir.
7. Upayakan agar kedua pihak "menang" sehingga masing-masing keluar ruangan dengan perasaan lega. Ini menghindari Anda berdua dari kerusakan hubungan jangka panjang.
8. Hindari untuk menyinggung perasaan orang lain. Ungkapan-ungkapan yang bisa menyinggung misalnya "Ini sudah kebijakan perusahaan", "Cukup masuk akal". Jangan menyindir orang lain atau mengemukakan komentar yang sarkastis. Sebaliknya, upayakan setiap kemungkinan ke arah pemecahan yang dapat disetujui kedua belah pihak dan tidak berputar-putar di lingkaran pertentangan.
9. Jangan terbawa emosi jika suhu negosiasi mulai memanas. Jangan membahas tanggapan yang keras dengan tanggapan serupa, karena ini hanya akan menjebak Anda dalam lingkaran setan yang tidak ada putusnya, dan membuat semakin jauh dari kesepakatan itu sendiri. Jika Anda diserang lewat satu masalah, jangan terlalu diambil hati.
Sip.. inilah tip negosiasi yang bisa di gunakan dalam berbagai hal. Saran, ambil yang baiknya.
An entrepreneur is a person who has possession over a company, enterprise, or venture, and assumes significant accountability for the inherent risks and the outcome. The term is a loanword from French and was first defined by the Irish economist Richard Cantillon. Entrepreneur in English is a term applied to the type of personality who is willing to take upon herself or himself a new venture or enterprise and accepts full responsibility for the outcome. In common understanding it is taken as describing a dynamic personality.
An entrepreneur is an individual who efficiently and effectively combines the four factors of production. Those factors are land (natural resources), labor (human input into production using available resources), capital (any type of equipment used in production i.e. machinery) and Enterprise (intelligence, knowledge, and creativity.) (Kuratko, D.F & Hodgetts, R.M., (2001) Entrepreneurship - A Contemporary Approach. 5th ed. Harcourt College Publishers.)
Entrepreneurship is often difficult and tricky, as many new ventures fail. Entrepreneur is often synonymous with founder. Most commonly, the term entrepreneur applies to someone who creates value by offering a product or service. Entrepreneurs often have strong beliefs about a market opportunity and organize their resources effectively to accomplish an outcome that changes existing interactions.
Some observers see them as being willing to accept a high level of personal, professional or financial risk to pursue that opportunity, but the emerging evidence indicates they are more passionate experts than gamblers.
Business entrepreneurs are viewed as fundamentally important in the capitalistic society. Some distinguish business entrepreneurs as either "political entrepreneurs" or "market entrepreneurs," while social entrepreneurs' principal objectives include the creation of a social and/or environmental benefit.
Definition and terminology
An entrepreneur is someone who attempts to organize resources in new and more valuable ways and accepts full responsibility for the outcome.
Etymology
The word "entrepreneur" is a loanword from French. In French the verb "entreprendre" means "to undertake", with "entre" coming from the Latin word meaning "between", and "prendre" meaning "to take". In French a person who performs a verb, has the ending of the verb changed to "eur", comparable to the "er" ending in English.
Enterprise is similar to and has roots in, the French word "entreprise", which is the past participle of "entreprendre". Entrepreneuse is simply the French feminine counterpart of "entrepreneur".
According to Miller, it is one who is able to begin, sustain, and when necessary, effectively and efficiently dissolve a business entity.
Bisnis adalah seluruh kegiatan komersial dan industrial yang menghasilkan barang dan jasa untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas kehidupan kita.
1. Dewan Saham
2. Dewan Direksi
3. Presiden
4. Vice Presiden
5. General Manager
6. Plant Manager
7. Supervisor
8. Karyawan
Menurut Windschuttle (1988), hal yang paling esensial dari lobi adalah kegiatan ini mengupayakan agar segala sesuatu berjalan bukan dengan cara pemberian perintah atau koersi melainkan persuasi.
Jenis-jenis Lobi
1. Lobi tradisional, yang biasanya memanfaatkan orang-orang terkenal, figur politik untuk mendekati kelompok-kelompok kepentingan agar tujuan organisasi bisnis dapat tercapai.
2. Lobi akar rumput (Grassroot Lobbying) bertujuan mempegaruhi para pengambil keputusan secara langsung. Contoh : mempengaruhi masyarakat sehingga pemerintah mengambil keputusan berdasarkan rakyat.
3. Lobi Politikal Committe adalah komite yang dibentuk perusahaan-perusahaan besar dengan maksud menempatkan calonnya di lembaga legistatif (di eksekutif sehingga keputusan yang diambilnya tidak merugikan perusahaan yang tergabung dalam komite tersebut).
Bagian-bagian dari proposal Bisnis adalah :
a. Masalah
b. Tujuan
c. Ruang-lingkup
d. Metode / Prosedur
e. Material
f. Perlengkapan
g. Personalia / Rekomendasi
h. Tindak-lanjut / Evaluasi
i. Biaya / Anggaran
j. Rangkuman
k. Lampiran-lampiran
TIPS MENGHADAPI KRISIS
Setiap kesulitan, kesusahan, kegagalan, adalah guru yang membuat anda semakin matang dan bijaksana dalam meraih keberhasilan demi impian anda. Cobaan dan deraan ketika mulai berbisnis sungguh-sungguh menyakitkan.
Para milyader papan atas, sangat banyak yang merintis usahanya saat mereka susah. Kolonel Sanders pendiri KFC menjalani berbagai pekerjaan,mulai dari tukang parkir, tujang tambal ban, kuli bangunan, dan sebagainya. Bob Sadino berani pulang ke Indonesia setelah hidup mapan di Amerika. Di Indonesia tak ada yang bisa ia lakukan. Dalam keadaan susah ia mencoba berternak ayam dan menjual telur-telurnya. Karena ia bisa berbahasa Inggris maka ia banyak kenal bule-bule Kemang. Dari sinilah awal kesuksesannya sampai ia bisa membangun super market Kem Chicks dan menjadi supplier garam, gula, dll. Sahid Gito Sardjono ke Jakarta hanya berbekal sepeda dan uang receh di kantong. Ia memulai bisnis kecil-kecilannya dari bilik gedek ukuran 3x3 m2. kini ia menjadi pemilik Hotel Sahid Jaya. Dan di tanah itulah dulu bilik gedek itu berada.
Saat kita menghadapi penderitaan resep Thomas Alpha Edison sangat menarik, “Jangan menyerah,sebab sangat mungkin sebenarnya Anda sudah dekat sengan tujuan Anda.”
Anda hanya perlu bersiap, ketika Anda memutuskan wirausaha, saat Anda menghadapi kegagalan dan kesulitan, Anda mungkin akan menghadapi kepanikan, stress, malu, terhina, dan sebagainya. Bersikap tenang. Penderitaan adalah kawah candra dimukanya para pengusaha dan orang-orang kaya. Sebagai seorang yang beriman saya mempunyai keyakinan “Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ha” (Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya).
Pola Pikir Meningkat
Otak manusia memang sangat luar biasa. Ketika manusia menghadapi persoalan (kesalahan, kegagalan, kepahitan, penderitaan) pikiran akan membentuk pola-pola dalam otak manusia. Ia akan berusaha mengikat antara pola pilir satu dengan lainnya sehingga menjadi tersambung. Ketika pola-pola itu bersatu, seseorang akan dapat memecahkan masalah yang sulit dengan mudah ketika ia menghadapi persoalan yang sama.
Pembuktian bahwa cobaan dapat membuat manusia lebih pintar, lebih bijak, dan lebih cerdas pernah diujicobakan pada dua ekor tikus. Satu tikus ditempatkan di kotak yang penuh dengan kamar-kamar (labyrinth). Tikus dapat melihat makanan itu, tapi ia harus memutar mencari jalan keluar untuk mencapai makanan itu. Satu tikus lagi ditaruh di kotak tanpa ruang-ruang. Makanan dengan mudah mereka lihat dan dapatkan. Ketika diperiksa, otak tikus yang dimasukan dalam kotak labyrinth memiliki sambungan otak atau pola pikir 40x lebih banyak daripada tikus yang ditempatkan di kotak tanpa labyrinth.
Sebagai seorang profesional muda, jiwa entrepreneur perlu kita kembangkan. Mengembangkan bisnis sendiri sekaligus meniti karier di perusahaan bisa dijalankan bersamaan, asalkan kita smart memaksimalkan potensi.
Sebagai profesional muda, kita harus menentukan goal perjalanan karier kita. Namun, kita juga bisa menggali jiwa entrepreneur dalam diri kita. Mengelola bisnis sendiri sekarang sudah lumrah. Kalau itu untuk memaksimalkan potensi diri, kenapa tidak? Namun sebagai calon wirausahawan, hal yang perlu kita perhatikan tidak hanya modal finansial, tetapi juga modal non-finansial. Yang dimaksud dengan modal non-finansial adalah jiwa enterpreneur dalam diri kita cukup baik ataukah memulai bisnis karena emosional disebabkan tertekan bekerja di bawah kendali orang lain? Nah, sebelum membangun sebuah usaha, ada baiknya kita mempelajari kiat-kiat berikut ini.
HAL-HAL PENTING SEBELUM BERWIRAUSAHA
Memiliki pertimbangan matang.
Cobalah melihat analisis SWOT — Strength, Weakness, Opportunity, dan Treat. Keempat kriteria ini harus selalu mendasari setiap keputusan, termasuk memulai bisnis sendiri.
Berani ambil risiko.
Perlu keberanian yang luar biasa untuk berwirausaha. Jadi, jangan langsung tergiur untung besar. Yang penting Anda mau kerja keras.
Mampu membangun partnership dan mitra yang baik.
Salah satu faktor sukses bisnis adalah membangun partnership dan mitra bisnis. Hal ini bisa kita dapatkan dengan mengembangkan pergaulan di kantor atau juga di kehidupan sosial secara umum.
Libatkan orang yang Anda percayai, misalkan keluarga sendiri.
Apalagi jika Anda memulai bisnis dengan modal yang tidak besar. Melibatkan keluarga akan memperkecil risiko karena Anda sudah lebih kenal, jadi bisa lebih dipercaya. Namun, kita harus tetap profesional. Kita perlu selidiki anggota keluarga tersebut apakah ia memiliki kriteria yang kita harapkan atau tidak.
SAMBIL BERWIRAUSAHA
Bagaimana kita membagi waktu bila masih bekerja di sebuah perusahaan dan memiliki tanggung jawab, sementara harus mengendalikan perusahaan sendiri? Kedua bidang ini tidak boleh ada yang dikorbankan. Jam berapa kita harus bekerja di perusahaan, do the best. Lalu sisa waktu kita gunakan untuk mengendalikan bisnis sendiri. Yang pasti hal itu menuntut kita bekerja optimal. Memang sudah risiko kalau kita harus bisa bertanggung jawab dan profesional dalam dua bidang yang kita jalani. Namun, jangan melakukan hal-hal yang bisa mengganggu operasional kantor di perusahaan Anda. Jadi, jangan mencoba melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan dampak negatif. Kita harus ingat bahwa “dinding-dinding juga bertelinga”.
WIRAUSAHAWAN YANG EXPERT DI SEGALA BIDANG, BISAKAH?
Seorang profesional eksekutif tidak perlu mengetahui segala bidang dengan detail, tetapi cukup bisa membacanya. Kalau seorang wirausaha yang memimpin segala bidang harus expert dalam segala hal, misalnya dalam pembukuan, komputer, komunikasi, dan public relation, itu wasting time. Kita tidak punya waktu mempelajari dan melakukan semuanya. Tetapi jangan sampai kita tidak bisa membaca bidang tersebut. Kalau tidak bisa membaca, kelemahan kita akan bisa dimanfaatkan orang lain. Misalnya, komputerisasi. Mungkin kita tidak terlalu expert dengan software, tetapi kita tahu bahwa sekarang ada sistem baru. Kita hanya perlu expert dalam satu bidang dan cukup “tahu” bidang lainnya. Tidak mungkin seseorang ahli dalam beberapa bidang. Mungkin hanya satu atau dua bidang, tetapi yang satunya mungkin tidak sehebat yang pertama.
SANTUN BERWIRAUSAHA Semua wirausaha awalnya pasti selalu dimulai dengan belajar. Bisa dengan melihat-lihat usaha orang lain, bisa juga dengan belajar lewat buku. Seorang entrepreneur sejati tidak berhenti untuk belajar. Dunia bisnis selalu berubah dengan sangat cepat. Bisa jadi, bisnis produk tertentu tahun ini booming, tapi tahun depan malah anjlok. Jadi, kita perlu jeli melihat peluang. Namun kita perlu tahu aturan juga. Tidaklah etis jika kita meniru produk orang lain atau mencatut merek dagang mereka. Kreatiflah mencari cara-cara baru mengembangkan bisnis, tapi jangan sampai memakai segala cara hanya untuk meraup keuntungan.
Berbisnis sendiri berarti kita harus siap bekerja keras dan tidak mudah menyerah. Kita pun harus berani melihat kelemahan diri dan disiplin untuk meningkatkan diri. Jadi, teruslah meningkatkan kemampuan.